Pemprov Papua Tengah Akan Kirim 97 OAP Lulusan SMP Lanjutkan Pendidikan di Jawa dan Bali
Peserta dari Mimika
MIMIKA, BM
Pemerintah Provinsi Papua Tengah melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Papua Tengah akan mengirimkan 97 siswa orang asli Papua lulusan dari 7 kabupaten sebagai penerima beasiswa afirmasi pendidikan menengah (Adem) Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) tahun 2023 ke SMA di pulau Jawa dan Bali .
Biaya pendidikan, tempat tinggal dan kebutuhan sehari-hari, serta uang saku 97 anak ini ditanggung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia.
Untuk itu Pemerintah Provinsi Papua Tengah melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan menggelar pembekalan sebelum 97 pelajar ini diberangkatkan ke kota studi masing-masing pada Minggu (9/7/2022). Pembekalan dimulai sejak Kamis 6-8 Juli 2023 di Hotel Horison Diana.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Papua Tengah, Ausilius You berkata, anak-anak ini harus memahami budaya atau adat istiadat dua daerah tersebut sebelum mereka melanjutkan pendidikan disana.
"Setidak-tidaknya itu dari sini, mereka mengetahui kira-kira kebiasaan hidup orang Sunda contohnya di Jawa Barat itu seperti apa. Makanya pembekalan ini diperlukan," jelasnya.
Menurut Ausilius, kuotanya sudah ditentukan lewat Kementerian pendidikan dan untuk Papua Tengah ada 97 siswa.
“Pembiayaan itu kami dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Papua Tengah dalam keberangkatan sampai tempat tujuan. Selanjutnya dari Kementerian Pendidikan membiayai biaya Pendidikan sampai selesai selama 3 tahun,” ungkapnya.
You berharap mereka dapat membentuk diri, menemukan jati diri, belajar dengan sungguh -sungguh supaya dan selesai dengan baik serta berguna bagi diri sendiri, keluarga, nusa dan bangsa.
"Oleh sebab itu marilah kita sama-sama mendukung mereka," harapnya.
Kepala Bidang Pendidikan Khusus dan Akademi Komunitas, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Papua Tengah, Piet Nawipa, menjelaskan 97 anak ini seharusnya dari delapan kabupaten namun Kabupaten Puncak tidak mengirim pelajar mereka.
“Kami konfirmasi ke Puncak kenapa tidak mengirimkan pelajar, mereka bilang karena situasi tapi tidak menjelaskan situasi seperti apa. Jadi 97 pelajar ini dari tujuh kabupaten yaitu Nabire, Puncak Jaya, Paniai, Mimika, Dogiyai, Intan Jaya dan Deiyai,” jelas Piet.
Dikatakan jumlah pelajar yang dikirim dari setiap kabupaten berbeda-beda ada sekolah yang mengirim 11 siswa, 12 siswa, 13 siswa dan 15 siawa. Kabupaten Mimika mengirim 15 siswa.
Katanya, setelah diberangkatkan anak-anak akan dijemput oleh kepala dinas pendidikan dari masing-masing kota studi yang dituju.
“97 anak ini memiiki guru asuh, jadi tempat tinggal mereka diatur oleh guru asuh. Kalau sekolah ada asramanya mereka tinggal di asrama, tapi kalau sekolah tidak punya asrama maka akan dicarikan tempat tinggal yang aman dan nyaman,” ungkapnya.
Ditambah lagi, anak-anak ini akan dibekali cara menyesuaikan diri agar tidak kaku, lebih percaya diri, disiplin, meninggalkan kebiasaan yang kurang baik dan fokus belajar hingga lulus.
Ia menjelaskan Kemendikbud RI tidak menanggung biaya liburan anak-anak sehingga jika anak-anak yang ingin berlibur pulang kampung ditanggung orang tua.
“Kemendikbud hanya memikul biaya pulang setelah belajar sampai ke tangan orang tua,” ungkapnya. ( Santi Sang )