
Tangkapan layar Live Streaming Misa Minggu Biasa XVI di Gereja Katedral Tiga Raja Timika saat Pastor Amandus Rahadat didampingi salah satu anak misdinar
MIMIKA, BM
Pada misa hari Minggu biasa XVI yang berlangsung pada Minggu (21/07/2024) di gereja Katedral Tiga Raja Timika, Pastor Paroki Katedral Tiga Raja Timika, Pastor Amandus Rahadat mengajak umat untuk memperingati Hari Anak Nasional yang jatuh pada tanggal 23 Juli (besok-red).
Pastor Amandus mengingatkan tentang 11 hal permintaan anak yang mungkin tidak pernah mereka ucapkan di rumah. Hal ini perlu menjadi perhatian bagi orang tua selaku gembala di rumah.
Dalam khotbahnya, yang diambil dari Injil Markus 6:30-34, ia mengatakan tugas gembala terhadap sang domba adalah memelihara dan menjaga.
Kongkritnya, memberikan makan dan minum disaat domba-domba itu lapar dan haus, memberikan perlindungan saat ada ancaman bahaya, mengarahkan dalam arti menuntun ke arah keselamatan dan menghalau keluar dari zona bahaya.
“Dalam bacaan injil hari ini (minggu-red), Yesus berkata kepada para murid, mereka seperti domba yang tidak punya gembala. Sabda Yesus ini memiliki multi tafsir,” ujarnya.
”Pertama gembala memang tidak ada atau kedua gembala ada tetapi tidak buat apa-apa atau ketiga gembala ada, aktif, dia berbuat sesuatu tetapi aktif yang tidak produktif, salah urus, kerjanya ngawur (berantakan-red) akibatnya domba jadi korban,” ungkapnya.
Lanjutnya, siapa domba dan gembala untuk masa kini tergantung dari sisi mana melihat. Semua orang besar yang melakukan fungsi memelihara dan menjaga dialah gembala. Semua orang kecil yang menerima layanan pemeliharaan dan penjagaan dialah domba.
“Dua hari yang akan datang tanggal 23 Juli, bangsa ini (Indonesia-red) merayakan Hari Anak Nasional dengan tema “Anak Terlindungi Indonesia Maju”. Saya ingin memakai momen ini untuk menyapa semua pihak yang terlibat langsung dalam kegiatan penggembalaan anak. Ada banyak tetapi yang utama adalah orang tua,”tuturnya.
Pastor Amandus kemudian mengingatkan orang tua apabila salah langkah dalam menggembalakan anak di saat ini maka kehancuran di masa depan untuk dombanya yakni anak-anak.
“Saya sebagai pastormu mengingatkan beberapa hal menyangkut penggembalaan ini agar orang tua terhindar dari teguran nabi Yeremia dalam bacaan yang pertama, “Celakalah para gembala yang membiarkan kambing domba gembalaan-Ku hilang dan sesat,” tandasnya.
Berikut 11 catatan dari Pastor Amandus yang dibacakan oleh salah satu anak misdinar di Hari Anak Nasional mengenai permintaan anak yang mungkin tidak pernah diucapkan di rumah yakni pertama cintailah aku sepenuh hatimu.
Kedua, jangan marahi aku didepan orang banyak. Hal ini menjadi kesalahan banyak gembala karena anak bisa menjadi minder (rendah diri-red).
Ketiga, jangan bandingkan aku dengan kakak atau anak-anak lain. Hal ini dinilainya tidak adil karena setiap anak itu unik.
Keempat, bapak ibu jangan lupa aku adalah fotokopimu, lalu kelima kian hari umurku kian bertambah maka jangan selalu anggap aku anak kecil. Keenam, biarkan aku mencoba lalu beritahu aku bila salah; anak akan belajar dari apa yang dia coba.
Ketujuh, jangan ungkit-ungkit kesalahanku; anak akan semakin merasa bersalah karena diungkit terus dia punya kelemahan dan kesalahan. Kemudian, kedelapan adalah jangan memarahiku dengan mengatakan hal-hal buruk bukankah apa yang keluar dari mulutmu sebagai orang tua adalah doa bagiku.
Kesembilan, jangan melarangku hanya dengan mengatakan jangan tetapi berilah penjelasan kenapa aku tidak boleh melakukan sesuatu. Menurutnya, wibawa selaku orang tua muncul karena show the way atau menunjukkan dengan kata dan perbuatan.
Kesepuluh, tolong ayah ibu jangan rusak mentalku dan pemikiranku dengan selalu engkau bentak aku setiap hari. Pastor Amandus mengatakan bahwa cara-cara Herodes sudah tidak jaman lagi karena dapat menyebabkan anak lari dari rumah dan kalaupun dia bertahan itu karena anak takut.
Dan, kesebelas adalah jangan ikutkan aku dalam masalahmu yang tidak ada kaitannya denganku, kau marah sama yang lain aku kena imbasnya.
“Ingat setiap permintaan adalah kebutuhan. Akhirnya, untuk semua orang tua jadilah gembala yang baik untuk anak-anakmu. Perhatikan permintaan anakmu yang mungkin tidak sempat terucap. Untuk semua anak Indonesia, anak Timika, anak Paroki Katedral Tiga Raja, selamat Hari Anak Nasional. Maafkan kami orang tua kalau kami belum berlaku dengan baik sebagai gembala yang baik,” pungkasnya. (Elfrida Sijabat)