Nasional

Bupati Perintahkan RSUD Ajukan Proposal Rp100 Miliar

Bupati dan rombongan meninjau kekurangan di RSUD

MIMIKA, BM

Bupati Mimika Eltinus Omaleng memerintahkan RSUD Mimika agar segera mengajukan proposal sebesar Rp100 miliar mendahului APBD Perubahan guna memperbaiki dan merenovasi fasilitas RSUD.

Pasalnya, beberapa fasilitas dan sarana prasarana kesehatan di RSUD dinilai kurang menunjang.

Pengajuan tersebut sebagai antisipasi untuk penanganan wabah Covid-19 atau Virus Corona, yang kini sudah menyebar di Indonesia sehingga perlu penanganan serius agar Mimika dapat membentengi diri.

"Jangan tunggu-tunggu lagi karena itu harus di perbaiki dengan segera,"tutur Bupati Mimika, Eltinus Omaleng saat memimpin apel siaga darurat ASN di Kantor Pusat Pemerintahan, Kamis (19/3).

Omaleng mengatakan, jika sudah disiapkan proposalnya maka ia akan langsung menandatangani proposal tersebut guna percepatan penanganan dan persiapan serta renovasi RSUD.

“Kalau virus itu masuk Mimika maka langsung dirujuk ke RSUD, makanya fasilitas harus menunjang. Ini merupakan kebijakan daerah masing-masing dan ini tanggungjawab pimpinan daerah sampai dengan waktu yang tidak ditentukan. Pusat punya kebijakan sendiri, begitupun daerah,” ungkapnya.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kesehatan, Reynold Ubra saat diwawancarai usai apel mengatakan, berdasarkan hasil assesment RSUD memiliki SDM yang mumpuni. Hanya saja perbaikan sarana prasarana termasuk ruang isolasi dan alat penunjang harus segera dieksekusi.

Dijelaskan, hal utama yang harus dilakukan dalam penanganan corona adalah melakukan deteksi, mencari sumbernya dan melakukan isolasi.

"Saya pikir langkah yang diambil oleh bupati sangat baik sekali karena sesuai dengan kebutuhan. Karena ending daripada pandemi corona khusus di Timika harus diwaspadai dan kita harus kendalikan ini, orang dalam pantauan (ODP) ini akan semakin banyak jika tidak dikendalikan apalagi kontak strasing. Kalau ODP banyak kemudian kesadaran masyarakat rendah nanti bisa menjadi pasien dalam pemantauan (PDP),” kata Reynold.

Menurutnya, sarana prasana dari ruang isolasi dibuat sedemikan rupa sehingga tidak semua orang memiliki akses ke ruang tersebut karena pengendalian infeksi akan dilakukan dalam ruang isolasi.

"Jadi peluang ini kami coba optimalkan supaya dalam waktu yang tidak terlalu lama bisa diselesaikan dan lengkapi dengan segera,"ungkapnya. (Shanty)

Reynold Ubra Ditunjuk Sebagai Jubir Penanganan Corona di Mimika

Pertemuan bersama mengantisipasi Corona di Mimika

MIMIKA,BM

Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Mimika menunjuk Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Reynold Ubra sebagai juru bicara (jubir) penanganan virus corona (Covid-19) di Mimika.

Reynold Ubra nantinya yang akan mewakili pemerintah daerah dalam memberikan informasi kepada masyarakat dan media (satu pintu-red) mengenai perkembangan, penanganan dan peredaran serta informasi terkini tentang Covid-19 di Mimika.

Selain sebagai juru bicara, ia juga ditunjuk sebagai sekretaris tim penanganan Covid-19. Sementara tim ini diketuai oleh Penjabat Sekretaris Daerah Kabupaten Mimika, Marthen Paiding. Wakil ketuanya adalah Asisten Bidang Administrasi Umum, Nicolas E Kuahaty.

Selain itu, Kepala BPBD Yosias Losu ditunjuk sebagai ketua harian. Anggota tim ini adalah para asisten dan staf ahli, sekretaris DPRD dan seluruh pimpinan OPD Pemda Mimika, TNI/Polri dan pimpinan fasilitas kesehatan, BUMN dan BUMD.

Penunjukkan ketua, jubir beserta anggota tim ini berdasarkan Surat Keputusan (SK) Bupati nomor 158 tahun 2020 tentang Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Kabupaten Mimika yang dibacakan dihadapan seluruh stakeholder di Hotel Grand Mozza, Rabu (18/3).

Pertemuan siang tadi di Grand Mozza dipimpin Wakil Bupati Johannes Rettob bersama Pjs Marthen Paiding dan dihadiri oleh para asisten, staf ahli, pimpinan OPD, pimpinan TNI-Polri, PTFI serta perwakilan instansi pemerintah dan swasta lainnya.

Adapun beberapa kesepakatan yang diambil dalam pertemuan tersebut yakni memperketat pengawasan pintu masuk pelabuhan dan bandara, memberikan himbauan kepada masyarakat untuk menjaga jarak komunikasi 1 meter serta mengingatkan warga untuk tidak berjabat tangan atau bersentuhan langsung dengan orang lain.

Selain itu, pemerintah melalui tim ini juga akan mendirikan layanan call center dan melakukan sosialisasi melalui media untuk memberikan informasi kepada masyarakat agar tidak mudah mempercayai pemberitaan hoax. Hal terakhir, untuk OPD tidak ada perjalanan dinas keluar daerah.

Wakil Bupati Mimika, Johanes Rettob dalam pertemuan bersama antara pemerintah daerah, forkompinda, pimpinan TNI-Polri serta berbagai perwakilan instansi lainnya di Grand Mozza mengatakan, saat ini Provinsi Papua berada dalam situasi tanggap bencana dan untuk Kabupaten Mimika dinyatakan siaga darurat.

"Kita dua kali sudah rapat internal tentang kesiapan dan langkah kita menghadapi kasus ini. Kami juga sudah tunjuk RSUD sebagai rumah sakit rujukan karena telah ada ruang isolasi. Untuk KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan) akan dibantu dinas kesehatan dengan fasilitas termosken, alat pelindung diri (APD) dan ambulance,"ujarnya dalam pertemuan ini.

Pada kesempatan ini, dr Rini Poesprojo dan dr Leonard Pardede juga memberikan pemaparan materi tentang langka dan pencegahan serta cara penularan Covid-19.

Disebutkan, penularan covid-19 melalui percikan ludah, dahak dan sentuhan dengan orang lain. Resiko kematian biasa terjadi pada usia diatas 60 tahun.

Untuk pencegahannya harus dimulai dari pintu masuk bandara dan pelabuhan, perbanyak minum air hangat dan suplemen serta rutin berjemur 15 menit di bawah sinar matahari pagi.

“Kita harapkan agar edukasi ini juga diketahui oleh warga Mimika. Dan jika mereka mengikutinya maka Mimika akan aman dari Covid-19,” ujar dr Rini Poesprojo. (Shanty)

Begini Cara PTFI Lindungi Karyawannya Dari Penyebaran Covid-19

Harry Joharsyah

MIMIKA, BM

Penyebaran Covid-19 menjadi satu ancaman besar bagi PT Freeport karena wilayah kerja di Tembagapura tergolong sempit dan padat penduduk (banyak karyawan-red).

Jika salah satu saja karyawan di areal PTFI terjangkit virus ini maka akan sangat memudahkan penularan bagi yang lain.

Guna menjaga wilayah serta karyawannya terbebas dari virus ini, manajemen PTFI telah mengeluarkan internal memo office bagi seluruh karyawan termasuk karyawan Warga Negara Asing (WNA).

Para karyawan diminta agar tetap waspada terhadap penyebaran Covid-19 dengan mengedukasi sosialiasi internal PTFI terkait penyebaran virus ini.

Kebijakan ketat juga diberikan kepada karyawan yang saat ini sedang mengambil cuti ke luar daerah.

Untuk perusahan kontraktor dan konsultan, PTFI memberikan larangan bahwa mereka yang tidak memiliki kepentingan langsung dan darurat di Mimika, selama 90 hari tidak diperkenankan datang atau kembali ke Mimika (lingkungan perusahan-red).

“Ini untuk menangkal jangan sampai ada virus ini dari luar. Kita sudah menghimbau kepada perusahan-perusahan untuk tidak mengirimkan orang-orangnya ke sini. Kita batasi sampai ada pengumuman lebih lanjut dari manajemen,” ungkap Harry Joharsyah, Dep Hubungan Pemerintah PTFI, kepada BeritaMimika di Grand Mozza, Rabu (18/3).

Sementara untuk karyawan PTFI yang ingin kembali dari perjalanan cuti, manajemen menegaskan bahwa karyawan tersebut harus membawa serta Surat Keterangan Sehat dari otoritas setempat pada saat ia kembali ke Timika.

“Setelah di Timika, mereka akan diperiksa dan dikarantina selama 14 hari. Kita juga akan lakukan pengawasan ketat dan pengecekan kesehatan di Gorong-gorong dan bandara. Manajemen PTFI sangat konsen untuk hal ini. Kami juga akan mengikuti prosedural protokoler Pemda Mimika dalam mengatasi penyebaran virus ini,” ungkapnya.

Harry Joharsyah pada kesempatan ini juga memberikan klarifikasi terkait adanya informasi yang menyebutkan bahwa ada karyawan PTFI yang sudah terkangkit Virus Corona dan sedang dirawat di RS. Tembagapura.

“Tidak ada karyawan kami yang kena. Wakil bupati dan dr. Satria juga telah menyampaikan hal ini. Kalau pekerja kapal di porsait, sesuai hasil pemeriksaan dia hanya terkena flu biasa,” tegasnya. (Ronald)

Top