Beras SPHP Upaya Bulog Menekan Kenaikan Harga Beras
Beras SPHP 5 kilogram (foto google)
MIMIKA, BM
Guna ketersediaan beras murah di masyarakat selalu ada disaat harga beras terus melonjak, Bulog memiliki program Stabilisasi Pangan dan Harga Pangan (SPHP).
Ditemui di ruang kerjanya Rabu (1/11/2023), Kepala Kantor Cabang Pembantu (KCP) Bulog Timika, Riyadi Muslim mengatakan beras SPHP tersedia di pasaran dalam kemasan 5 kilogram.
“Disitu ada beras kami yang memang tersedia di pasaran kemasan 5 kg yang dijual Rp. 11.800 per kilogram atau packaging 5 kg Rp59.000. Fungsinya Bulog untuk memberi keterjangkauan kepada konsumen untuk kebutuhan pangan khususnya di beras,” tuturnya.
Beras ini dapat ditemui di Rumah Pangan Kita (RPK) yang tersedia seperti di pasar sentral dan pasar Gorong-gorong.
“Harga yang murah dengan kualitas terbaik. Kalau dilihat standar kualitas dia masuk premium;” ucapnya.
Riyadi menambahkan Bulog bekerja sama dengan pemerintah daerah, melalui Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan untuk melaksanakan pasar murah di titik-titik yang lebih dekat dengan konsumen.
“Kita masuk di distrik atau kampung untuk melakukan penjualan komoditi pangan yang lebih murah atau harga yang lebih terjangkau. Rencananya dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan di hari Kamis, dan Dinas Ketahanan Pangan pada hari Jumat. Kami menunggu info dari dinas terkait posisinya dimana,” ungkapnya.
“Memang kalau dilihat secara pembelian masyarakat mencari harga yang terjangkau. Disini juga pemda merespon itu dengan melakukan kegiatan pasar murah agar masyarakat di Mimika mendapat harga yang lebih baik dan terjangkau daripada harga di pasar,” imbuhnya.
Riyadi menjelaskan untuk persediaan beras di Bulog saat ini sebanyak 1000 ton, dalam perjalanan sekitar 2000 ton dan sisanya direncanakan pemuatan sekitar 500 ton.
“Jadi total ada sekitar 4000-an ton kita punya pengisian stok kedepannya. Jadi, untuk akhir tahun posisinya aman. Bulog harus memiliki ketersediaan stok yang cukup bukan hanya di Timika saja tapi secara nasional. Kami dapat dari Surabaya. Pengiriman dari Surabaya memang beras impor,” pungkasnya. (Elfrida Sijabat)